Senin, 15 Desember 2014

PENGARUH MUSIK TERHADAP PERFORMANCE FISIK



PENGARUH MUSIK TERHADAP PERFORMANCE FISIK

ABSTRAK
Tujuan utama dari paper ini adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari musik
terhadap performance dari seseorang saat melaksanakan pekerjaan fisik. Tiga jenis musik
digunakan dalam studi ini: musik ringan, hard rock, dan musik favorit masing-masing subjek.
Pekerjaan fisik yang sama tanpa musik juga dilaksanakan sebagai kontrol. Sebagai pekerjaan fisik,
setiap subjek berjalan di atas treadmill dengan kecepatan konstan (4.8 km/jam) dan kemiringan
konstan (4º) selama 6 menit. Setiap subjek diberikan istirahat yang cukup setiap kali selesai
melaksanakan satu eksperimen. Sepuluh mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria berpartisipasi
secara sukarela dalam studi ini. Program statistik digunakan untuk menganalisa hasil studi. Dari
hasil perhitungan, tampak bahwa musik ringan dan favorit secara signifikan mempengaruhi
performance fisik. Detak jantung per menit lebih rendah saat subyek mendengarkan musik ringan
atau musik favorit mereka sambil melaksanakan pekerjaan fisik, dibandingkan tanpa
mendengarkan musik. Pada saat mendengarkan musik hard rock, detak jantung menurun tetapi
tidak signifikan. Di lain pihak, konsumsi oksigen tidak menurun secara signifikan bila tanpa musik
dibandingkan dengan mendengarkan musik. Karena itu, akan lebih menguntungkan bila pada saat
melakukan suatu pekerjaan fisik, pekerja mendengarkan musik ringan atau musik favorit mereka.
Kata kunci: musik, performance fisik, detak jantung, konsumsi Oksigin.
1. PENDAHULUAN
Dalam lingkup pekerjaan yang sebenarnya, sudah umum bahwa pekerja selalu
mendengarkan musik saat mereka bekerja, apakah itu fisik atau mental/kantor. Di
beberapa perkantoran, sudah umum juga bahwa mereka memainkan musik ringan dengan
volume yang rendah saat jam kerja. Di lingkungan kerja, musik digunakan untuk
beberapa maksud, yaitu mengurangi pengaruh suara yang mengganggu, supaya merasa
lebih relax, dan lain-lain. Orang-orang yang sering jogging juga biasanya memakai
headphone untuk mendengarkan musik.
Efek musik terhadap mental telah diteliti oleh beberapa orang. Sailer dan Hassenzahl
(2000), mengutip Kjellberg dan Landström, menyatakan bahwa kebisingan (noise)
memiliki pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan
resiko kecelakaan, walaupun pada level suara/volume yang rendah. Beh dan Hirst (1999)
mempelajari efek musik terhadap pengemudi. Mereka menyimpulkan bahwa musik
memiliki pengaruh positif untuk meningkatkan kewaspadaan selama mengemudi. Untuk
tugas yang ringan, musik tidak memiliki pengaruh, musik yang nyaring juga tidak
mengganggu performance pengemudi. Mills (1996) mengemukakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara agresivitas anak sekolah SLTP dengan musik yang iramanya cepat.
Dia menyimpulkan bahwa sangat menguntungkan untuk memainkan musik terutama saat
pelajaran olah raga. Copeland dan Franks (1991) mengemukakan bahwa musik cepat dan
keras tidak meningkatkan performance secara phisiologis ataupun psikologis. Mereka
juga menemukan bahwa musik lambat memiliki pengaruh untuk membuat perasaan lebih
rileks.
Dalam studi ini, sperti telah disinggung sebelumnya, pengaruh musik terhadap
performance fisik diselidiki.

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari
musik terhadap performance fisik seseorang ditinjau secara phisiologi. Pengaruh musik
terhadap mental telah banyak diteliti, juga pengaruhnya terhadap pengemudi. Pengaruh
musik terhadap fisik juga telah diteliti paling tidak oleh Iwanaga dan Tsukamoto (1997)
dan Copeland dan Franks (1991). Ditinjau dari usaha untuk meningkatkan performance
kerja, studi ini cukup memiliki arti penting, baik dari pihak pekerja maupun dari pihak
perusahaan terutama dalam hal peningkatan produktivitas kerja. Beberapa keuntungan
bisa diambil dari hasil studi ini:
1. Bagi Industri: meningkatkan produktivitas operasional secara umum.
2. Bagi pekerja: mereka dapat bekerja lebih efisien dalam hal penghematan tenaga dan
tidak cepat lelah.
3. Studi ini juga berguna bagi orang-orang yang melakukan kegiatan olahraga.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Review
Metode sub-maksimal digunakan dalam penelitian ini, yitu suatu metode yang umum
digunakan untuk menentukan hubungan antara detak jantung dengan konsumsi oksigen.
Menurut Åstrand dan Rodahl (1986), metode ini mudah dilaksanakan, aman, dan relatif
murah karena subyek tidak perlu mencapai detak jantung yang maksimum dimana hal ini
bisa membahayakan. Menurut Bot dan Hollander (2000), hubungan linier antara detak
jantung dan konsumsi oksigen juga berlaku untuk latihan/pekerjaan fisik yang nonsteady.
Dengan metode ini, detak jantung maksimum dari setiap subyek dapat ditentukan
dengan persamaan/analisa regresi.
3.2 Subyek
Sepuluh orang yang semuanya mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria, secara
sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai subyek. Umur rata-rata mereka adalah
23,9 tahun. Karakteristik masing-masing subyek dapat dilihat dalam Tabel 1. Semua
subyek familiar dengan tugas fisik yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini.
3.3 Peralatan
a. Deltatrac Metabolic Monitor dilengkapai dengan printer untuk mengukur konsumsi
oksigen (ml/menit), karbondioksida (ml/menit), dan kebutuhan energi (kcal/hari).
b. Treadmill Quinton 645 untuk simulasi pekerjaan fisik.
c. Monitor detak jantung digital tipe Exersentry III untuk mengukur detak jantung (detak
per menit).
d. Audio tape, kaset, CD.
3.4 Prosedur Percobaan
Semua subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sudah mengerti dengan
simulasi tugas fisik yang akan dilaksanakan, yaitu berjalan di atas treadmill. Data-data
subyek: jenis kelamin, umur, tinggi dan berat badan dimasukkan dalam alat ukur
Deltatrac yang secara otomatis menghitung luas permukaan badan dan BMR. Setelah
semua data dimasukkan, setiap subyek kemudian berjalan di atas treadmill dengan
kecepatan 4,8 km/jam dengan kemiringan 4º selama 6 menit. Setiap menit detak jantung
mereka diukur, demikian juga konsumsi oksigen mereka. Ada empat kondisi yang
dilaksanakan dalam penelitian ini:
2. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik ringan.
3. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik hard rock.
4. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik favorit mereka.
Saat mendengarkan musik, mereka menggunakan headset dan volume diatur oleh
masing-masing mereka. Setelah menyelesaikan satu sesi (setelah 6 menit berjalan di atas
treadmill), setiap subyek diberi istirahat secukupnya sampai detak jantung mereka
kembali normal (detak jantung saat istirahat).

3.5 Analisa Statistik
Program statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan
SAS (Statistical Analysis System). Efek dari musik terhadap performance fisik diukur
menggunakan á = 0.05. H0 : Tidak ada perbedaan dalam hal detak jantung dan konsumsi
oksigen untuk pekerjaan fisik yang dilaksanakan sambil mendengarkan musik atau tidak.
Ha : Ada pengaruh dari musik terhadap detak jantung dan konsumsi oksigen.

4. HASIL PENELITIAN

4.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Detak jantung untuk setiap kondisi setiap menit.
2. Konsumsi oksigen (ml/menit), karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan
(ml/menit), energi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut (kcal/hari).
Data tersebut secara otomatis dicetak oleh printer yang dihubungkan dengan alat
monitor konsumsi oksigen
5. KESIMPULAN
Penelitian lapangan mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.
Namun demikian, kesulitan yang akan dihadapi bila penelitian semacam ini dilakukan di lapangan adalah pemakaian alat yang akan jauh lebih sulit. Untuk itu, simulasi pekerjaan
fisik mungkin bisa diubah sehingga mirip dengan pekerjaan fisik sebenarnya yang akan
diteliti. Dengan menggunakan pekerja sebagai subyek dalam penelitian semacam ini akan
memberikan hasil yang lebih representatif bila dibandingkan dengan menggunakan
pelajar/mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar