PENGARUH
MUSIK TERHADAP PERFORMANCE FISIK
ABSTRAK
Tujuan utama dari paper ini
adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari musik
terhadap performance dari
seseorang saat melaksanakan pekerjaan fisik. Tiga jenis musik
digunakan dalam studi ini: musik
ringan, hard rock, dan musik favorit masing-masing subjek.
Pekerjaan fisik yang sama tanpa
musik juga dilaksanakan sebagai kontrol. Sebagai pekerjaan fisik,
setiap subjek berjalan di atas treadmill
dengan kecepatan konstan (4.8 km/jam) dan kemiringan
konstan (4º) selama 6 menit.
Setiap subjek diberikan istirahat yang cukup setiap kali selesai
melaksanakan satu eksperimen.
Sepuluh mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria berpartisipasi
secara sukarela dalam studi ini.
Program statistik digunakan untuk menganalisa hasil studi. Dari
hasil perhitungan, tampak bahwa
musik ringan dan favorit secara signifikan mempengaruhi
performance fisik. Detak
jantung per menit lebih rendah saat subyek mendengarkan musik ringan
atau musik favorit mereka sambil
melaksanakan pekerjaan fisik, dibandingkan tanpa
mendengarkan musik. Pada saat
mendengarkan musik hard rock, detak jantung menurun tetapi
tidak signifikan. Di lain pihak,
konsumsi oksigen tidak menurun secara signifikan bila tanpa musik
dibandingkan dengan mendengarkan
musik. Karena itu, akan lebih menguntungkan bila pada saat
melakukan suatu pekerjaan fisik,
pekerja mendengarkan musik ringan atau musik favorit mereka.
Kata kunci: musik,
performance fisik, detak jantung, konsumsi Oksigin.
1. PENDAHULUAN
Dalam lingkup pekerjaan yang
sebenarnya, sudah umum bahwa pekerja selalu
mendengarkan musik saat mereka
bekerja, apakah itu fisik atau mental/kantor. Di
beberapa perkantoran, sudah umum
juga bahwa mereka memainkan musik ringan dengan
volume yang rendah saat jam
kerja. Di lingkungan kerja, musik digunakan untuk
beberapa maksud, yaitu mengurangi
pengaruh suara yang mengganggu, supaya merasa
lebih relax, dan lain-lain.
Orang-orang yang sering jogging juga biasanya memakai
headphone untuk
mendengarkan musik.
Efek musik terhadap mental telah
diteliti oleh beberapa orang. Sailer dan Hassenzahl
(2000), mengutip Kjellberg dan
Landström, menyatakan bahwa kebisingan (noise)
memiliki pengaruh yang negatif
terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan
resiko kecelakaan, walaupun pada
level suara/volume yang rendah. Beh dan Hirst (1999)
mempelajari efek musik terhadap
pengemudi. Mereka menyimpulkan bahwa musik
memiliki pengaruh positif untuk
meningkatkan kewaspadaan selama mengemudi. Untuk
tugas yang ringan, musik tidak
memiliki pengaruh, musik yang nyaring juga tidak
mengganggu performance pengemudi.
Mills (1996) mengemukakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara
agresivitas anak sekolah SLTP dengan musik yang iramanya cepat.
Dia menyimpulkan bahwa sangat
menguntungkan untuk memainkan musik terutama saat
pelajaran olah raga. Copeland dan
Franks (1991) mengemukakan bahwa musik cepat dan
keras tidak meningkatkan performance
secara phisiologis ataupun psikologis. Mereka
juga menemukan bahwa musik lambat
memiliki pengaruh untuk membuat perasaan lebih
rileks.
Dalam studi ini, sperti telah
disinggung sebelumnya, pengaruh musik terhadap
performance fisik
diselidiki.
2. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan utama dari studi ini
adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari
musik terhadap performance fisik
seseorang ditinjau secara phisiologi. Pengaruh musik
terhadap mental telah banyak
diteliti, juga pengaruhnya terhadap pengemudi. Pengaruh
musik terhadap fisik juga telah
diteliti paling tidak oleh Iwanaga dan Tsukamoto (1997)
dan Copeland dan Franks (1991).
Ditinjau dari usaha untuk meningkatkan performance
kerja, studi ini cukup memiliki
arti penting, baik dari pihak pekerja maupun dari pihak
perusahaan terutama dalam hal
peningkatan produktivitas kerja. Beberapa keuntungan
bisa diambil dari hasil studi
ini:
1. Bagi Industri: meningkatkan
produktivitas operasional secara umum.
2. Bagi pekerja: mereka dapat
bekerja lebih efisien dalam hal penghematan tenaga dan
tidak cepat lelah.
3. Studi ini juga berguna bagi orang-orang yang
melakukan kegiatan olahraga.
3. METODE
PENELITIAN
3.1 Review
Metode sub-maksimal digunakan
dalam penelitian ini, yitu suatu metode yang umum
digunakan untuk menentukan
hubungan antara detak jantung dengan konsumsi oksigen.
Menurut Åstrand dan Rodahl
(1986), metode ini mudah dilaksanakan, aman, dan relatif
murah karena subyek tidak perlu
mencapai detak jantung yang maksimum dimana hal ini
bisa membahayakan. Menurut Bot
dan Hollander (2000), hubungan linier antara detak
jantung dan konsumsi oksigen juga
berlaku untuk latihan/pekerjaan fisik yang nonsteady.
Dengan metode ini, detak jantung
maksimum dari setiap subyek dapat ditentukan
dengan persamaan/analisa regresi.
3.2 Subyek
Sepuluh orang yang semuanya
mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria, secara
sukarela berpartisipasi dalam
penelitian ini sebagai subyek. Umur rata-rata mereka adalah
23,9 tahun. Karakteristik
masing-masing subyek dapat dilihat dalam Tabel 1. Semua
subyek familiar dengan tugas fisik yang akan
dilaksanakan dalam penelitian ini.
3.3 Peralatan
a. Deltatrac Metabolic Monitor
dilengkapai dengan printer untuk mengukur konsumsi
oksigen (ml/menit),
karbondioksida (ml/menit), dan kebutuhan energi (kcal/hari).
b. Treadmill Quinton 645 untuk
simulasi pekerjaan fisik.
c. Monitor detak jantung
digital tipe Exersentry III untuk mengukur detak jantung (detak
per menit).
d. Audio tape, kaset, CD.
3.4 Prosedur
Percobaan
Semua subyek yang berpartisipasi
dalam penelitian ini sudah mengerti dengan
simulasi tugas fisik yang akan
dilaksanakan, yaitu berjalan di atas treadmill. Data-data
subyek: jenis kelamin, umur,
tinggi dan berat badan dimasukkan dalam alat ukur
Deltatrac yang secara
otomatis menghitung luas permukaan badan dan BMR. Setelah
semua data dimasukkan, setiap
subyek kemudian berjalan di atas treadmill dengan
kecepatan 4,8 km/jam dengan
kemiringan 4º selama 6 menit. Setiap menit detak jantung
mereka diukur, demikian juga
konsumsi oksigen mereka. Ada empat kondisi yang
dilaksanakan dalam penelitian ini:
2. Subyek berjalan di atas treadmill
sambil mendengarkan musik ringan.
3. Subyek berjalan di atas treadmill
sambil mendengarkan musik hard rock.
4. Subyek berjalan di atas treadmill
sambil mendengarkan musik favorit mereka.
Saat mendengarkan musik, mereka
menggunakan headset dan volume diatur oleh
masing-masing mereka. Setelah
menyelesaikan satu sesi (setelah 6 menit berjalan di atas
treadmill), setiap subyek
diberi istirahat secukupnya sampai detak jantung mereka
kembali normal (detak jantung
saat istirahat).
3.5 Analisa
Statistik
Program statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan
SAS (Statistical
Analysis System).
Efek dari musik terhadap performance fisik diukur
menggunakan á = 0.05. H0 : Tidak ada
perbedaan dalam hal detak jantung dan konsumsi
oksigen untuk pekerjaan fisik
yang dilaksanakan sambil mendengarkan musik atau tidak.
Ha : Ada pengaruh dari musik
terhadap detak jantung dan konsumsi oksigen.
4. HASIL
PENELITIAN
4.1 Pengumpulan
data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah:
1. Detak jantung untuk setiap
kondisi setiap menit.
2. Konsumsi oksigen (ml/menit),
karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan
(ml/menit), energi yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut (kcal/hari).
Data tersebut secara otomatis
dicetak oleh printer yang dihubungkan dengan alat
monitor konsumsi oksigen
5.
KESIMPULAN
Penelitian lapangan mungkin akan
menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.
Namun demikian, kesulitan yang
akan dihadapi bila penelitian semacam ini dilakukan di lapangan adalah
pemakaian alat yang akan jauh lebih sulit. Untuk itu, simulasi pekerjaan
fisik mungkin bisa diubah
sehingga mirip dengan pekerjaan fisik sebenarnya yang akan
diteliti. Dengan menggunakan
pekerja sebagai subyek dalam penelitian semacam ini akan
memberikan hasil yang lebih
representatif bila dibandingkan dengan menggunakan
pelajar/mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar