Minggu, 26 April 2015

Kayu Alam Pasok 15% Bahan Baku Kertas

Kayu Alam Pasok 15% Bahan Baku Kertas

Biografi Perusahaan
PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk adalah perusahaan produsen kertas Indonesia yang didirikan sejak tahun 1972. Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini memiliki fasilitas produksi di Sidoarjo, Jawa Timur. Sejak awal produksinya, perusahaan mampu menghasilkan produk kertas sebanyak 12.000 metrik ton per tahun. Kapasitas produksi ini kemudian tumbuh pada tahun 2006, yaitu 1.200.000 metrik ton dengan adanya alat konversi kapasitas yang memberikan tambahan sekitar 320.000 metrik ton per tahun. Variasi produk perusahaan antara lain adalah kertas khusus, kertas karbon, alat tulis kantor, buku latihan, bantalan, spiral, buku bersampul, buku gambar, tas belanja, alat tulis fancy, amplop, file folder dan lain-lain. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan kertas yang mendukung dan mempromosikan penggunaan kertas daur ulang. Kertas daur ulang ini digunakan perusahaan untuk membuat kertas halus dan berbagai produk alat tulis.
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia didirikan oleh Mr Eka Tjipta Wijaya pada tahun 1972. Awalnya, perusahaan hanya memproduksi soda kaustik. Kemudian pada tahun 1978 mesin kertas 1 dan 2 mulai beroperasi. Pabrik pengorversian dioperasikan 6 tahun kemudian dengan adanya 2 mesin untuk mencetak buku latihan. Pada tahun 1986, kapasitas produksi tahunan perusahaan meningkat tajam berkat adanya 7 mesin kertas hingga mencapai 61,500 MT per tahun. Pada akhir tahun 80-an, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia memperbesar fasilitas produksi mereka dengan Pabrik Cast Coating yang kapasitasnya mencapai 6,000 MT per tahun. Kini, dengan 13 mesin kertas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia telah memproduksi lebih dari 1.200.000 kertas MT per tahun untuk didistribusikan ke seluruh dunia.
Dalam rangka mendukung produk yang ramah lingkungan, Tjiwi Kimia membangun pabrik penghilang tinta yang memiliki kapasitas 1.800 MT per tahun. Fasilitas ini dibangun untuk mengolah limbah kertas menjadi bubur daur ulang yang kemudian diolah menjadi kertas daur ulang. Pada tahun 1989, perusahaan juga mulai menjalankan teknologi maju untuk mengolah limbah dan air yang mengintegrasikan proses fisik, kimia dan biologi.

 
Meski terus dihunjani kampanye deforestasi hutan, denyut industri pulp dan kertas tak berhenti menggeliat, terus memompa energi ekstra bagi bisnis kehutanan yang sempat lesu darah.
Industri kertas telah didapuk sebagai lokomotif yang bakal mengantarkan bisnis kehutanan mengulangi era kejayaan beberapa dekade silam. Pertumbuhan produksi kertas nasional diharapkan terus melesat hingga 8,1 juta ton pada 2014.
Target itu tentu tidak berlebihan. Kekayaan hutan hujan tropis Indonesia tak pelak ibaratsurga bagi pengembangan industri kertas. Apalagi, daur tanam bahan baku kayu seperti Akasia dan Ekaliptus hanya membutuhkan waktu sekitar 7 – 10 tahun.
Kebutuhan pulp serat pendek biasanya diperoleh dari bahan baku kayu jenis Akasia dan Ekaliptus. Produsen pulp dan kertas hingga kini sangat bergantung pasokan bahan baku kayu yang berasal dari hutan tanaman industri (HTI) karena suplai kayu alam hanya tersisa 10 – 15%.
Sinar Mas melalui Tjiwi Kimia hingga tahun lalu mampu memprodusi 1,157 juta ton kertas per tahun. Bahkan, kapasitas produksi tahun ini ditargetkan meningkat hingga 1,25 juta ton, didorong penambahan mesin kertas dengan investasi sekitar US$ 100 juta.
Direktur Utama Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata mengungkapkan investasi pembelian paper machine tersebut diharapkan meningkatkan kapasitas produksi hingga 120.000 ton. Hingga kini, perusahaan telah mengoperasikan 13 meisn kertas.
Sepanjang Januari-Mei, perusahaan telah meraup keuntungan penjualan hingga US$ 600 juta. Tjiwi Kimia menargetkan penjualan tahun ini meningkat 5% ketimbang pencapaian tahun lalu US$ 1,38 juta.
“Dengan begitu, kebutuhan bahan baku akan semakin meningkat tahun ini. Sampai Mei saja, kami telah membeli 375.000 ton pulp baik yang diperoleh dari intergroup Sinar Mas, maupun impor dari luar negeri,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (11/7).
Menurut Suhendra, 85% bahan baku kertas yang diproduksi perusahaan berasal dari perusahaan yang berafiliasi di bawah bendera Sinar Mas Group terutama PT Indah Kiat Pulp and paper dan PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry.
Sepanjang tahun lalu, Tjiwi Kimia membeli 680.000 ton pulp and paper serat pendek dari intergroup senilai US$ 385 juta. Sementara pulp and paper serat panjang diperoleh dari Skandinavia dan AS dengan pengapalan sebesar 140 ribu ton.
PT Wirakarya Sakti (WKS) merupakan salahsatu perusahaan penyuplai bahan baku kayu untuk Sinar Mas. WKS mengelola hutan tanaman industri di Jambi dengan luas konsesi seebsar 206.000 hektare yang diberikan oleh negara.
Direktur Produksi PT WKS Agus Wahyufi mengungkapkan perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi melalui optimalisasi penanaman di lahan yang dikelola PT Wirakarya Sakti.
“Hingga kini, WKS telah merealisasikan penanaman pada areal 186.000 ha.”
 
Sumber :

Senin, 15 Desember 2014

PENGARUH MUSIK TERHADAP PERFORMANCE FISIK



PENGARUH MUSIK TERHADAP PERFORMANCE FISIK

ABSTRAK
Tujuan utama dari paper ini adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari musik
terhadap performance dari seseorang saat melaksanakan pekerjaan fisik. Tiga jenis musik
digunakan dalam studi ini: musik ringan, hard rock, dan musik favorit masing-masing subjek.
Pekerjaan fisik yang sama tanpa musik juga dilaksanakan sebagai kontrol. Sebagai pekerjaan fisik,
setiap subjek berjalan di atas treadmill dengan kecepatan konstan (4.8 km/jam) dan kemiringan
konstan (4º) selama 6 menit. Setiap subjek diberikan istirahat yang cukup setiap kali selesai
melaksanakan satu eksperimen. Sepuluh mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria berpartisipasi
secara sukarela dalam studi ini. Program statistik digunakan untuk menganalisa hasil studi. Dari
hasil perhitungan, tampak bahwa musik ringan dan favorit secara signifikan mempengaruhi
performance fisik. Detak jantung per menit lebih rendah saat subyek mendengarkan musik ringan
atau musik favorit mereka sambil melaksanakan pekerjaan fisik, dibandingkan tanpa
mendengarkan musik. Pada saat mendengarkan musik hard rock, detak jantung menurun tetapi
tidak signifikan. Di lain pihak, konsumsi oksigen tidak menurun secara signifikan bila tanpa musik
dibandingkan dengan mendengarkan musik. Karena itu, akan lebih menguntungkan bila pada saat
melakukan suatu pekerjaan fisik, pekerja mendengarkan musik ringan atau musik favorit mereka.
Kata kunci: musik, performance fisik, detak jantung, konsumsi Oksigin.
1. PENDAHULUAN
Dalam lingkup pekerjaan yang sebenarnya, sudah umum bahwa pekerja selalu
mendengarkan musik saat mereka bekerja, apakah itu fisik atau mental/kantor. Di
beberapa perkantoran, sudah umum juga bahwa mereka memainkan musik ringan dengan
volume yang rendah saat jam kerja. Di lingkungan kerja, musik digunakan untuk
beberapa maksud, yaitu mengurangi pengaruh suara yang mengganggu, supaya merasa
lebih relax, dan lain-lain. Orang-orang yang sering jogging juga biasanya memakai
headphone untuk mendengarkan musik.
Efek musik terhadap mental telah diteliti oleh beberapa orang. Sailer dan Hassenzahl
(2000), mengutip Kjellberg dan Landström, menyatakan bahwa kebisingan (noise)
memiliki pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan
resiko kecelakaan, walaupun pada level suara/volume yang rendah. Beh dan Hirst (1999)
mempelajari efek musik terhadap pengemudi. Mereka menyimpulkan bahwa musik
memiliki pengaruh positif untuk meningkatkan kewaspadaan selama mengemudi. Untuk
tugas yang ringan, musik tidak memiliki pengaruh, musik yang nyaring juga tidak
mengganggu performance pengemudi. Mills (1996) mengemukakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara agresivitas anak sekolah SLTP dengan musik yang iramanya cepat.
Dia menyimpulkan bahwa sangat menguntungkan untuk memainkan musik terutama saat
pelajaran olah raga. Copeland dan Franks (1991) mengemukakan bahwa musik cepat dan
keras tidak meningkatkan performance secara phisiologis ataupun psikologis. Mereka
juga menemukan bahwa musik lambat memiliki pengaruh untuk membuat perasaan lebih
rileks.
Dalam studi ini, sperti telah disinggung sebelumnya, pengaruh musik terhadap
performance fisik diselidiki.

2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menentukan apakah ada pengaruh dari
musik terhadap performance fisik seseorang ditinjau secara phisiologi. Pengaruh musik
terhadap mental telah banyak diteliti, juga pengaruhnya terhadap pengemudi. Pengaruh
musik terhadap fisik juga telah diteliti paling tidak oleh Iwanaga dan Tsukamoto (1997)
dan Copeland dan Franks (1991). Ditinjau dari usaha untuk meningkatkan performance
kerja, studi ini cukup memiliki arti penting, baik dari pihak pekerja maupun dari pihak
perusahaan terutama dalam hal peningkatan produktivitas kerja. Beberapa keuntungan
bisa diambil dari hasil studi ini:
1. Bagi Industri: meningkatkan produktivitas operasional secara umum.
2. Bagi pekerja: mereka dapat bekerja lebih efisien dalam hal penghematan tenaga dan
tidak cepat lelah.
3. Studi ini juga berguna bagi orang-orang yang melakukan kegiatan olahraga.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Review
Metode sub-maksimal digunakan dalam penelitian ini, yitu suatu metode yang umum
digunakan untuk menentukan hubungan antara detak jantung dengan konsumsi oksigen.
Menurut Åstrand dan Rodahl (1986), metode ini mudah dilaksanakan, aman, dan relatif
murah karena subyek tidak perlu mencapai detak jantung yang maksimum dimana hal ini
bisa membahayakan. Menurut Bot dan Hollander (2000), hubungan linier antara detak
jantung dan konsumsi oksigen juga berlaku untuk latihan/pekerjaan fisik yang nonsteady.
Dengan metode ini, detak jantung maksimum dari setiap subyek dapat ditentukan
dengan persamaan/analisa regresi.
3.2 Subyek
Sepuluh orang yang semuanya mahasiswa, tiga wanita dan tujuh pria, secara
sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai subyek. Umur rata-rata mereka adalah
23,9 tahun. Karakteristik masing-masing subyek dapat dilihat dalam Tabel 1. Semua
subyek familiar dengan tugas fisik yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini.
3.3 Peralatan
a. Deltatrac Metabolic Monitor dilengkapai dengan printer untuk mengukur konsumsi
oksigen (ml/menit), karbondioksida (ml/menit), dan kebutuhan energi (kcal/hari).
b. Treadmill Quinton 645 untuk simulasi pekerjaan fisik.
c. Monitor detak jantung digital tipe Exersentry III untuk mengukur detak jantung (detak
per menit).
d. Audio tape, kaset, CD.
3.4 Prosedur Percobaan
Semua subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini sudah mengerti dengan
simulasi tugas fisik yang akan dilaksanakan, yaitu berjalan di atas treadmill. Data-data
subyek: jenis kelamin, umur, tinggi dan berat badan dimasukkan dalam alat ukur
Deltatrac yang secara otomatis menghitung luas permukaan badan dan BMR. Setelah
semua data dimasukkan, setiap subyek kemudian berjalan di atas treadmill dengan
kecepatan 4,8 km/jam dengan kemiringan 4º selama 6 menit. Setiap menit detak jantung
mereka diukur, demikian juga konsumsi oksigen mereka. Ada empat kondisi yang
dilaksanakan dalam penelitian ini:
2. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik ringan.
3. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik hard rock.
4. Subyek berjalan di atas treadmill sambil mendengarkan musik favorit mereka.
Saat mendengarkan musik, mereka menggunakan headset dan volume diatur oleh
masing-masing mereka. Setelah menyelesaikan satu sesi (setelah 6 menit berjalan di atas
treadmill), setiap subyek diberi istirahat secukupnya sampai detak jantung mereka
kembali normal (detak jantung saat istirahat).

3.5 Analisa Statistik
Program statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan
SAS (Statistical Analysis System). Efek dari musik terhadap performance fisik diukur
menggunakan á = 0.05. H0 : Tidak ada perbedaan dalam hal detak jantung dan konsumsi
oksigen untuk pekerjaan fisik yang dilaksanakan sambil mendengarkan musik atau tidak.
Ha : Ada pengaruh dari musik terhadap detak jantung dan konsumsi oksigen.

4. HASIL PENELITIAN

4.1 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
1. Detak jantung untuk setiap kondisi setiap menit.
2. Konsumsi oksigen (ml/menit), karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan
(ml/menit), energi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut (kcal/hari).
Data tersebut secara otomatis dicetak oleh printer yang dihubungkan dengan alat
monitor konsumsi oksigen
5. KESIMPULAN
Penelitian lapangan mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang lebih baik.
Namun demikian, kesulitan yang akan dihadapi bila penelitian semacam ini dilakukan di lapangan adalah pemakaian alat yang akan jauh lebih sulit. Untuk itu, simulasi pekerjaan
fisik mungkin bisa diubah sehingga mirip dengan pekerjaan fisik sebenarnya yang akan
diteliti. Dengan menggunakan pekerja sebagai subyek dalam penelitian semacam ini akan
memberikan hasil yang lebih representatif bila dibandingkan dengan menggunakan
pelajar/mahasiswa.

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE



OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE
RESPONSE SURFACE
Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding
ABSTRAK
Dalam artikel ini, metode response surface digunakan untuk menentukan titik optimal dari
setting mesin di perusahaan injection moulding, sehingga didapatkan jumlah produksi yang
optimal. Selama ini perusahaan memproduksi produk yang terbuat dari plastik dengan tingkat
kecacatan yang cukup besar. Karena itu, perusahaan berusaha mengurangi tingkat kecacatan yang
terjadi. Berdasarkan diagram pareto, tingkat kecacatan terbesar adalah cacat lubang.
Untuk menyelesaikan penyebab kecacatan tersebut dilakukan suatu perancangan eksperimen
yaitu dengan rancangan 3k. Penyebab kecacatan adalah inject pressure, inject timer, temperatur.
Pada saat inject pressure 55 Mpa, inject timer 4,2s dan temperatur 224o C menghasilkan kondisi
yang optimal sehingga tingkat kecacatan turun sebesar 7.3 %.
Kata kunci: response surface, titik optimal setting, tingkat kecacatan.
1. PENDAHULUAN
Studi kasus yang dibahas dalam artikel ini merupakan perusahaan plastik yang
bergerak di bidang injection molding. Dalam melakukan setting mesin, perusahaan
menggunakan sistem coba-coba sehingga tidak mempunyai standar proses yang pasti.
Produksi di perusahaan pada saat ini mempunyai tingkat kecacatan yang cukup besar,
sehingga perusahaan sangat menginginkan untuk dapat mengurangi tingkat kecacatan
yang terjadi. Karena itu, ingin dicari faktor-faktor yang berpengaruh agar dapat
meminimalkan tingkat kecacatan tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan eksperimen statistika merupakan suatu proses perencanaan eksperimen
untuk memperoleh data yang tepat sehingga dapat dianalisa dengan metode statistik serta
kesimpulan yang diperoleh dapat bersifat obyektif dan valid.
Salah satu metoda perancangan eksperimen yang digunakan untuk mengetahui
kondisi optimal adalah Metode Response Surface. Metode ini menggabungkan teknik
matematika dengan teknik statistika yang digunakan untuk membuat dan menganalisa
suatu respon Y yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau faktor X guna
mengoptimalkan respon tersebut.
Hubungan antara respon Y dan variabel bebas dapat dirumuskan sebagai
Y = f (X1,X2,X3,…,Xk) + å

dimana:
Y = variabel respon
Xi = variabel bebas/faktor ( i = 1,2,3,…,k )
å = error
Hubungan antara Y dan Xi dapat dicari menggunakan first order models dan second
order models, dimana first order models digunakan untuk mencari daerah optimal dan
second order models digunakan untuk mencari titik optimal.



3. STUDI KASUS

Proses Produksi Produk Plastik .
Bahan baku plastik berupa polypropilene dicampur dengan zat pewarna pada mesin
Mixer. Pencampuran tersebut berlangsung kurang lebih 5 menit, dan hasilnya akan
dimasukkan ke dalam hopper mesin injection molding untuk diproses. Polypropilene
secara bertahap diambil dari bak penampung dan dilewatkan elemen pemanas sehingga
akan meleleh karena suhu tinggi. Kemudian dilakukan proses injection ke dalam cetakan
dan cetakan akan menutup selama selang waktu tertentu. Setelah polypropilene menjadi
padat, maka cetakan dibuka dan ejector akan meniup produk jadi.

4. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisa data dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jenis kecacatan yang terjadi adalah lubang, peyok, warna hangus dan tidak rata.
85,83% kecacatan terbesar adalah lubang
2. Cacat lubang disebabkan karena Setting inject pressure, Setting inject timer, dan
Setting temperatur.
3. Kondisi optimal dengan kecacatan sebesar 1,2% diperoleh pada saat Inject pressure =
55 Mpa, Inject timer = 4,2 detik, dan Temperatur = 224_C.
4. Dari kondisi yang optimum didapatkan penurunan tingkat kecacatan sebesar 7.3%.


Sumber : puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/view/16009