OPTIMASI
PRODUKSI DENGAN METODE
RESPONSE
SURFACE
Studi
Kasus pada Perusahaan Injection Moulding
ABSTRAK
Dalam artikel ini, metode response
surface digunakan untuk menentukan titik optimal dari
setting mesin di
perusahaan injection moulding, sehingga didapatkan jumlah produksi yang
optimal. Selama ini perusahaan
memproduksi produk yang terbuat dari plastik dengan tingkat
kecacatan yang cukup besar.
Karena itu, perusahaan berusaha mengurangi tingkat kecacatan yang
terjadi. Berdasarkan diagram
pareto, tingkat kecacatan terbesar adalah cacat lubang.
Untuk menyelesaikan penyebab
kecacatan tersebut dilakukan suatu perancangan eksperimen
yaitu dengan rancangan 3k. Penyebab
kecacatan adalah inject pressure, inject timer, temperatur.
Pada saat inject pressure 55
Mpa, inject timer 4,2s dan temperatur 224o C menghasilkan kondisi
yang optimal sehingga tingkat
kecacatan turun sebesar 7.3 %.
Kata kunci: response
surface, titik optimal setting, tingkat kecacatan.
1. PENDAHULUAN
Studi kasus yang dibahas dalam
artikel ini merupakan perusahaan plastik yang
bergerak di bidang injection
molding. Dalam melakukan setting mesin, perusahaan
menggunakan sistem coba-coba
sehingga tidak mempunyai standar proses yang pasti.
Produksi di perusahaan pada saat
ini mempunyai tingkat kecacatan yang cukup besar,
sehingga perusahaan sangat
menginginkan untuk dapat mengurangi tingkat kecacatan
yang terjadi. Karena itu, ingin
dicari faktor-faktor yang berpengaruh agar dapat
meminimalkan tingkat kecacatan tersebut.
2. TINJAUAN
PUSTAKA
Perancangan eksperimen statistika
merupakan suatu proses perencanaan eksperimen
untuk memperoleh data yang tepat
sehingga dapat dianalisa dengan metode statistik serta
kesimpulan yang diperoleh dapat
bersifat obyektif dan valid.
Salah satu metoda perancangan
eksperimen yang digunakan untuk mengetahui
kondisi optimal adalah Metode Response
Surface. Metode ini menggabungkan teknik
matematika dengan teknik
statistika yang digunakan untuk membuat dan menganalisa
suatu respon Y yang
dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau faktor X guna
mengoptimalkan respon tersebut.
Hubungan antara respon Y dan
variabel bebas dapat dirumuskan sebagai
Y = f (X1,X2,X3,…,Xk) + å
dimana:
Y = variabel
respon
Xi = variabel
bebas/faktor ( i = 1,2,3,…,k )
å = error
Hubungan antara Y dan Xi dapat dicari
menggunakan first order models dan second
order models, dimana first
order models digunakan untuk mencari daerah optimal dan
second order
models digunakan
untuk mencari titik optimal.
3. STUDI KASUS
Proses Produksi
Produk Plastik .
Bahan baku plastik berupa polypropilene
dicampur dengan zat pewarna pada mesin
Mixer. Pencampuran tersebut
berlangsung kurang lebih 5 menit, dan hasilnya akan
dimasukkan ke dalam hopper mesin
injection molding untuk diproses. Polypropilene
secara bertahap diambil dari bak
penampung dan dilewatkan elemen pemanas sehingga
akan meleleh karena suhu tinggi.
Kemudian dilakukan proses injection ke dalam cetakan
dan cetakan akan menutup selama
selang waktu tertentu. Setelah polypropilene menjadi
padat, maka cetakan dibuka dan ejector
akan meniup produk jadi.
4. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisa data
dan pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jenis kecacatan yang terjadi
adalah lubang, peyok, warna hangus dan tidak rata.
85,83% kecacatan terbesar adalah
lubang
2. Cacat lubang disebabkan karena
Setting inject pressure, Setting inject timer, dan
Setting temperatur.
3. Kondisi optimal dengan
kecacatan sebesar 1,2% diperoleh pada saat Inject pressure =
55 Mpa, Inject timer = 4,2
detik, dan Temperatur = 224_C.
4. Dari kondisi yang optimum
didapatkan penurunan tingkat kecacatan sebesar 7.3%.
Sumber : puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/view/16009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar